Jumat, 19 Desember 2014

Sabar yang Tidak Pasif

Sabar yang Tidak Pasif

Hingga saat ini, berbagai elemen masyarakat masih terus mengekspresikan penolakan mereka terhadap tindakan Pemerintah menaikkan harga BBM. Namun demikian, ada juga tersebar atau sengaja disebarkan berbagai anggapan yang ujungnya agar rakyat menerima, diam, pasrah dan tidak melakukan penolakan atau protes. Di antaranya, anggapan bahwa kenaikan harga BBM merupakan takdir sehingga harus diterima dengan ikhlas. Kalaupun kenaikan harga BBM menyusahkan, anggap saja itu sebagai musibah yang harus disikapi dengan sabar. Jika kenaikan harga BBM ini menyulitkan, kita harus yakin bahwa rezeki itu di tangan Allah sehingga tidak usah khawatir. Kenaikan harga BBM tidak perlu disikapi secara reaktif, tidak perlu protes apalagi demo, karena Allah-lah yang menentukan harga. Ada lagi ungkapan, “Buat apa protes dan demo, toh tidak didengar. Tidak ada jaminan setelah protes dan demo lalu kebijakan itu dibatalkan dan harga BBM diturunkan.”
Berbagai anggapan di atas, selain tidak sesuai dengan tuntunan syariah, juga menyimpan bahaya besar bagi umat.
Mendudukkan Keyakinan dan Amal
Rezeki seorang hamba memang berada di tangan Allah. Dialah Pemberi rezeki.
﴿وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا﴾
Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan dalam jaminan Allah-lah rezekinya (TQS Hud [11]: 6).
Allah SWT pun menjamin bahwa tidak seorang pun manusia akan mati kecuali setelah rezekinya di dunia sempurna diberikan. Rasul saw bersabda:
« أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقُهُ …»
Hai manusia, sesungguhnya salah seorang di antara kalian tidak akan mati sampai rezekinya sempurna (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan Ibn Majah).
Nas-nas ini dan yang semisalnya sesungguhnya semata-mata berkaitan dengan keyakinan. Intinya, manusia harus yakin bahwa rezeki itu ada di tangan Allah, bahwa Allah-lah yang menjamin rezeki setiap makhluk, juga bahwa seorang manusia baru akan mati ketika kuota rezeki yang ditetapkan oleh Allah untuk dirinya di dunia telah sempurna diberikan.
Nas-nas tersebut tidak berkaitan dengan amal dan tidak menghukumi amal. Menggunakan nas-nas di atas untuk mengatur dan menghukumi amal tentu keliru dan tidak pada tempatnya. Apalagi jika nas-nas itu digunakan untuk membenarkan sikap diam, pasrah dan pasif menyikapi kenaikan harga BBM. Justru keyakinan terhadap rezeki Allah itu mesti digunakan untuk membangun sikap aktif, menumbuhkan keberanian dan ketegaran untuk terus melaksanakan ketaatan, melakukan amar makruf nahi mungkar, menasihati dan mengoreksi penguasa serta menyampaikan al-haqq di tengah masyarakat.
Sabar, Tidak Pasif
Bagi rakyat, kenaikan harga BBM oleh Pemerintah merupakan musibah. Secara bahasa musibah artinya apa saja yang menimpa kita. Secara umum sesuatu yang menimpa itu disebut musibah jika menyebabkan kesusahan. Kenaikan harga BBM itu jelas merupakan musibah yang menyusahkan masyarakat.
Masalahnya, dikembangkan anggapan bahwa musibah kenaikan harga BBM itu haruslah dihadapi dengan sabar, pasrah dan tidak perlu protes. Anggapan itu kemudian didasarkan pada firman Allah SWT:
]وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ -الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ[
Sesungguhnya Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan serta kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lilLahi wa inna ilayhi raji’un.” (TQS al-Baqarah [2]: 155-156).
Ayat di atas memang memuji sikap sabar dalam menghadapi musibah. Namun, mengeksploitasi sikap sabar untuk membangun kepasifan dan kepasrahan tentu keliru. Ayat ini berbicara mengenai musibah yang lebih merupakan qadha’ dari Allah SWT. Ayat ini juga mendeskripsikan sikap istirja’, mengembalikan sesuatu kepada Allah SWT. Itu merupakan cerminan dari keridhaan terhadap qadha’ itu. Namun, ayat ini bukan berarti mensyariatkan untuk bersikap pasif dan pasrah saja terhadap musibah. Ambil contoh, terhadap musibah berupa sakit, yang merupakan qadha’ dari Allah, syariah tidak mensyariatkan agar kita pasrah saja, tetapi juga mensyariatkan untuk berobat. Sabar itu adalah menerima dan ridha terhadap qadha’ sekaligus diiringi dengan sikap aktif untuk mengubah keadaan dan keluar dari musibah itu. Sikap sabar seperti itulah yang harus dikembangkan dalam menyikapi musibah, termasuk musibah kenaikan harga BBM saat ini.
Di sisi lain, kenaikan harga BBM itu lebih merupakan musibah yang menimpa akibat perbuatan manusia sendiri (QS asy-Syura [42]: 30). Kenaikan harga BBM itu lebih merupakan fasad yang digambarkan dalam firman Allah SWT:
]ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ[
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41)
Ayat ini sekaligus menunjukkan sikap yang seharusnya dalam menyikapi semua bentuk fasad, yaitu kembali ke jalan yang benar. Bagi pembuat fasad sikap itu adalah dengan menghentikan perbuatan fasad itu. Itulah sikap yang harus diambil oleh Pemerintah sebagai pembuat fasad itu.
Masyarakat juga mesti berusaha menghilangkan fasad itu. Untuk itu Islam mensyariatkan agar umat melakukan amar makruf nahi mungkar serta menasihati dan mengoreksi penguasa. Tujuannya agar penguasa segera menghentikan fasad itu dan kembali ke jalan yang benar. Hal itu bukan sebagai sikap reaktif melainkan sebagai upaya memenuhi kewajiban syariah. Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa saja yang melakukan kewajiban itu. Bahkan andai orang yang melakukan itu dibunuh oleh penguasa yang dia nasihati maka dia mendapatkan pahala seperti yang diperoleh Hamzah bin Abdul Muthallib sebagai sayidusy-syuhada (pemimpin para syuhada). Demikian sebagaimana dinyatakan dalam hadis Rasul saw. riwayat Imam Ahmad.
Harus Bersuara!
Jadi, fasad berupa kenaikan harga BBM itu harus disikapi dengan sabar yang disertai dengan ikhtiar untuk mengubah keadaan. Sikap sabar yang pasif dan diam terhadap kefasadan, selain tidak sesuai dengan tuntunan syariah, juga mengandung bahaya besar. Sikap diam masyarakat akan dimaknai oleh Pemerintah sebagai bentuk penerimaan dan dukungan masyarakat atas tindakan fasad itu. Sikap ini akan membuat Pemerintah makin berani membuat berbagai macam kefasadan yang lainnya.
Alhasil, umat harus bersuara dan tak boleh diam. Jika makin banyak dari umat ini yang bersuara, jika jutaan orang menyatakan penolakan dan protes termasuk dalam bentuk turun ke jalan, niscaya akan diperhatikan dan boleh jadi membuat Pemerintah membatalkan kebijakan fasadnya itu. Lebih dari itu, yang harus menjadi patokan, melakukan amar makruf nahi mungkar serta menasihati dan mengoreksi penguasa merupakan kewajiban dari Allah SWT kepada kita. Dalam hal itu, Allah tidak akan menghisab kita apakah nasihat dan koreksi yang kita sampaikan itu digubris oleh penguasa atau tidak. Yang justru bakal Allah hisab adalah sikap diam kita terhadap kezaliman dan fasad yang dibuat penguasa.
Jika ada yang mengatakan bahwa mana ada penguasa yang berniat menyusahkan atau menzalimi rakyatnya, maka ungkapan itu tidak perlu diperhatikan. Sebab, dalam hal kefasadan itu, yang tahu niat dan motivasi sesungguhnya adalah pelakunya dan Allah SWT. Yang harus dilihat adalah kenyataan dari kefasadan itu dan dampaknya bagi umat. Kaidah yang masyhur mengatakan, “Nahnu nahkumu bi zhahir walLâh ya’lamu syarâ’ir (Kita menghukumi yang nyata dan Allahlah yang Maha mengetahui yang tersembunyi).”
Wahai Kaum Muslim:
Kita harus bersuara dan tak boleh diam! Kita harus bersuara: Pertama, dalam konteks amar makruf nahi mungkar serta menasihati dan mengoreksi penguasa. Jika kita tidak melakukan ini maka bahaya besar akan mengancam. Rasul saw. bersabda:
« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ »
Demi Zat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh kalian melakukan amar makruf nahi mungkar atau Allah akan menimpakan atas kalian sanksi dari sisi-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan doa kalian tidak dikabulkan (HR at-Tirmidzi dan Ahmad).
Apalagi kefasadan berupa tindakan menaikkan harga BBM itu merupakan bagian dari liberalisasi total migas. Itu jelas-jelas menyalahi syariah, mungkar dan zalim.
Amar makruf nahi mungkar serta menghentikan kezaliman penguasa itu pada dasarnya merupakan bentuk kasih sayang sekaligus untuk membantu pihak yang zalim agar menghentikan tindakan zalimnya dan pihak yang dizalimi agar terbebas dari kezaliman. Tujuannya, untuk menyelamatkan semuanya dari kehancuran.
Kedua, kenaikan harga BBM ini hanya bagian dari banyak kefasadan lainnya, yang pangkalnya adalah syariah tidak diterapkan untuk mengatur kehidupan. Karena itu, selain bersuara dalam konteks yang pertama itu, umat juga harus bersuara dalam konteks perjuangan aktif untuk mewujudkan penerapan syariah secara total di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Dengan itu berbagai bentuk kefasadan bisa dihilangkan dan kerahmatan untuk semua bisa diwujudkan.
WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []

Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia,
Memperhatikan:
Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah-artikan oleh sebagian ummat Islam dan disangkakan sama dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.
Menimbang:

Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
Ummat Islam agar tidak mencampur-adukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama lain.
Ummat Islam harus berusaha untuk menambah iman dan taqwanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.
Meneliti kembali:

Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:
Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:
al-Qur’an surat al-Hujurat (49) ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah iaalah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
al-Qur’an surat Luqman (31) ayat 15: “Dan jika keduanya (orangtuamu) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
al-Qur’an surat al-Mumtahanah (60) ayat 8: “Allah tidak melarang kamu (ummat Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain, berdasarkan:
al-Qur’an surat al-Kafirun (109) ayat 1-6: “Katakanlah: Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.”
al-Qur’an surat al-Baqarah (2) ayat 42: “Dan janganlah kamu campur-adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui.”
Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan ‘Isa al-Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka (ummat Islam) kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:

al-Qur’an surat Maryam (19) ayat 30-32: “Berkata ‘Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. dan berbakti kepada ibuku (Maryam), dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”
al-Qur’an surat al-Ma’idah (5) ayat 75: “al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan (sebagaimana manusia yang lain). Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).”
al-Qur’an surat al-Baqarah (2) ayat 285: “Rasul (Muhammad) telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-rasul-Nya,” dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa:) “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.””
Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak dan ‘Isa al-Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas:
al-Qur’an surat al-Ma’idah (5) ayat 72: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putera Maryam,” padahal al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.”
al-Qur’an surat al-Ma’idah (5) ayat 73: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga,” padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
al-Qur’an surat at-Taubah (9) ayat 30: “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata: “al-Masih itu putra Allah.” Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?”
Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan ‘Isa, apakan dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui ‘Isa dan ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. ‘Isa menjawab; “Tidak.” Hal itu berdasarkan atas:
al-Qur’an surat al-Ma’idah (5) ayat 116-118: “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”” ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau berikan kepadaku (untuk mengatakan)nya, yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,” dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.””
Islam mengajarkan Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu hanya satu, berdasarkan atas al-Qur’an surat al-Ikhlas (112): “Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.”
Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas:
Hadits Nabi dari Nu’man bin Basyir: “Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat, kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barangsiapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerah larangan, maka mungkin sekali binatang itu makan di daerah larangan tersebut. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu yang haram itu janganlah didekati).”
Kaidah Ushul-Fiqih mengatakan: “Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasid-nya yang diperoleh, sedangkan mashalih-nya tidak dihasilkan).”
Memutuskan
Memfatwakan:

Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi ‘Isa‘alaihissalam, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang telahditerangkan diatas.
Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981
Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia
Ketua
K.H.M. Syukri G.
Sekretaris
Drs. H. Mas’udi

Hukum Karyawan Muslim Memakai Atribut Natal

karyawan muslim pake baju sinterklas
Tanya :
Bolehkah karyawan muslim di mal atau pusat perbelanjaan memakai atribut Natal (seperti topi sinterklas)?
Jawab :
Haram hukumnya karyawan muslim mengenakan atribut Natal, seperti baju dan topi Sinterklas. Dalil keharamannya ada dua; pertama, karena mengenakan atribut Natal tersebut termasuk perbuatan menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar). Kedua, karena perbuatan tersebut merupakan bentuk partisipasi (musyarakah) muslim dalam hari raya kaum kafir yang sudah diharamkan dalam Syariah Islam.
Haramnya menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar) didasarkan pada banyak dalil syar’i. Di antaranya sabda Rasulullah SAW :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dalam golongan mereka.” (man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum). (HR Abu Dawud, no 4033; Ahmad, Al Musnad, Juz 3 no. 5114; Tirmidzi, no 2836). Hadits ini menurut Nashiruddin Al Albani adalah hadits hasan shahih.
Yang dimaksud menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar), adalah menyerupai kaum kafir dalam hal aqidah, ibadah, adat istiadat, atau gaya hidup (pakaian, kendaraan, perilaku dll) yang memang merupakan bagian dari ciri-ciri khas kekafiran mereka. (Imam Shan’ani, Subulus Salam, 4/175; Ali Ibrahim Mas’ud ‘Ajiin, Mukhalafah Al Kuffar fi As Sunnah An Nabawiyyah, hlm. 14).
Berdasarkan dalil hadits tersebut, haram hukumnya bagi seorang karyawan muslim mengenakan atribut atau asesoris Natal, seperti baju atau topi sinterklas. Karena atribut atau asesoris Natal tersebut merupakan baju atau atribut yang sifatnya khas yang melambangkan syiar atau simbol kekafiran. (‘Isham Mudir, Haqiqah Baba Nuwail wa Al Karismas, hlm.19).
Adapun haramnya muslim berpartisipasi (musyarakah) dalam hari raya kaum kafir (seperti Natal, Waisak, Nyepi, dll), dalilnya adalah firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
Dan [ciri-ciri hamba Allah adalah] tidak menghadiri /mempersaksikan kedustaan/kepalsuan.” (walladziina laa yasyhaduuna az zuur). (QS Al Furqaan [25] : 72). Imam Ibnul Qayyim meriwayatkan penafsiran Ibnu Abbas, Adh Dhahhak, dan lain-lain, bahwa kata az zuur (kebohongan/kepalsuan) dalam ayat tersebut artinya adalah hari raya orang-orang musyrik (‘iedul musyrikiin). Berdalil ayat ini, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa haram hukumnya muslim turut merayakan (mumaala`ah), menghadiri (hudhuur), atau memberi bantuan (musa`adah) pada hari-hari raya kaum kafir. (Ibnul Qayyim, Ahkam Ahlidz Dzimmah, 2/156).
Berdasarkan dalil ayat tersebut, haram hukumnya bagi seorang karyawan muslim mengenakan atribut atau asesoris Natal. Karena perbuatan tersebut merupakan bentuk partisipasi atau turut serta merayakan hari raya kaum kafir.
Maka dari itu, karyawan muslim tidak boleh diam saja dan bahkan wajib menolak ketentuan dari atasannya untuk mengenakan atribut Natal, baik atasannya muslim maupun non muslim. Karena Islam tidak membolehkan menaati aturan yang melanggar Syariah Islam. Sabda Rasulullah SAW :
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
”Tidak ada ketaatan kepada makhluk (manusia) dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Allah SWT).” (HR Ahmad, Al Musnad, Juz 5 no. 20672 & Al Hakim, Al Mustadrak, no 5870).
Demikian pula para ulama apalagi pemerintah, haram berdiam diri. Ulama wajib memberi nasihat atau fatwa kepada para karyawan muslim, dan juga melakukan kritik (muhasabah) kepada pemerintah. Pemerintah khususnya wajib melarang para pemilik mal atau pusat perbelanjaan untuk memaksa karyawannya yang muslim mengenakan atribut Natal.
Jika pemerintah mendiamkan pemaksaan atribut Natal, dan para pemilik mal tetap mengharuskan karyawannya yang muslim memakai atribut Natal, padahal karyawan tersebut sudah menyampaikan penolakan, maka dalam kondisi seperti ini terdapat udzur syar’i bagi karyawan muslim tersebut, yaitu adanya paksaan (ikraah) yang dapat menghilangkan dosa. Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
تجاوز الله عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat (dosa) dari umatku; yaitu (dosa karena) tersalah (tidak sengaja), lupa, dan apa-apa yang dipaksakan atas mereka.” (HR Ibnu Majah no 2045 dan Al Hakim, Al Mustadrak, no 2801). (Imam Shan’ani, Subulus Salam, 3/176, hadits hasan). Wallahu a’lam.[] M.Shiddiq Al-Jawi

SULUK DALAM TASHAWUF


Dalam ilmu Tasawwuf ada istilah ‘al-Maqamat’ atau tahapan / tingkatan yang akan dilalui oleh seseorang untuk mencapai ‘makrifat’ atau mengenal Allah. Perjalanan panjang menuju tujuan tersebut disebut dengan ‘suluk’.
Maqamat tersebut menurut al-Ghazali adalah: Taubat → Sabar → Fakir → Zuhud → Tawakkal → Mahabbah (cinta) → Makrifat → Ridla.
Sedangkan menurut ath-Thusi adalah: Taubat → Wara’ (menjauhi syubhat dab haram) → Zuhud → Fakir → Sabar → Ridla → Tawakkal → Makrifat.
Jenjang Tasawuf menurut al-Kalabadzi adalah: Taubat → Zuhud → Sabar → Fakir → Tawadlu’ →Takwa → Tawakkal → Ridla → Mahabbah (cinta) → Makrifat.
Dan dalam metode Syaikh al-Qusyairi adalah: Taubat → Wara’ → Zuhud → Tawakkal → Ridla.
Suluk tersebut didasarkan pada sabda Rasulullah Saw:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ (البخارى 6502)
“Sesungguhnya Allah berfirman (Hadis Qudsi) : Barangsiapa yang memusuhi seorang wali maka Aku mengizinkan berperang. Tidak ada yang seorang hamba yang mendekatkan diri kepadaKu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku tiada berhenti mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya, tangan yang dipukulnya, langkah kakinya. dan jika ia meminta maka sunggu Aku kabulkan, dan jika ia berlindung kepadaKu, niscaya Aku lindungi” (HR al-Bukhari)
al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
قَالَ الطُّوفِيُّ : هَذَا الْحَدِيثُ أَصْلٌ فِي السُّلُوكِ إِلَى اللَّه وَالْوُصُول إِلَى مَعْرِفَتِهِ وَمَحَبَّتِهِ وَطَرِيقِهِ ، إِذْ الْمُفْتَرَضَاتُ الْبَاطِنَةُ وَهِيَ الْإِيمَان وَالظَّاهِرَة وَهِيَ الْإِسْلَام وَالْمُرَكَّبُ مِنْهُمَا وَهُوَ الْإِحْسَانُ فِيهِمَا كَمَا تَضَمَّنَهُ حَدِيثُ جِبْرِيل ، وَالْإِحْسَان يَتَضَمَّنُ مَقَامَاتِ السَّالِكِينَ مِنْ الزُّهْد وَالْإِخْلَاص وَالْمُرَاقَبَة وَغَيْرهَا ، وَفِي الْحَدِيث أَيْضًا أَنَّ مَنْ أَتَى بِمَا وَجَبَ عَلَيْهِ وَتَقَرَّبَ بِالنَّوَافِلِ لَمْ يُرَدَّ دُعَاؤُهُ لِوُجُودِ هَذَا الْوَعْد الصَّادِق الْمُؤَكَّد بِالْقَسَمِ (فتح الباري لابن حجر - ج 18 / ص 342)
“ath-Thufi berkata: Hadis ini adalah dalil dasar dalam melakukan suluk (tahapan / jenjang) menuju Allah dan sampai pada makrifat (mengenal) Allah dan mencintainya. Sebab kewajiban-kewajiban batin seperti iman, dan kewajiban-kewajiban fisik yaitu Islam, dan yang tersusun dari keduanya, yaitu Ihsan sebagaimana dalam hadis yang disampaikan dalam kisah Malaikat Jibril. Sementara Ihsan mengandung tahapan-tahapan yang dilalui oleh pelaksana, seperti zuhud, ikhlas, diawasi oleh Allah dan lainnya. Dalam hadis ini juga dijelaskan bahwa orang yang melakukan ibadah wajib dan mendekatkan diri dengan ibadah sunah donya tidak akan ditolak, sebab telah ada janji yang dikuatkan dengan sumpah” (Fathul Bari 18/342)

Jumat, 31 Januari 2014

Meramal Karakter Berdasarkan Golongan Darah

Di Jepang ramalan tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa? Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita. Benar apa tidak? Mari kita simak ramalan berdasarkan golongan darah:


SIFAT SECARA UMUM

A : terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis).
B : santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup.
O : berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, alergi pada yang detil.
AB : unik, suka hal aneh, banyak akal, berkepribadian ganda.

BERDASARKAN URUTAN

Yang paling sering terlambat dalam urusan waktu:
1. B (karena santai terus)
2. O (karena flamboyan)
3. AB (karena gampang ganti program)
4. A (karena gagal dalam disiplin)

Yang paling susah mentolerir kesalahan orang:

1. A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2. B (karena easy going tapi juga easy judging/gampang menghakimi)
3. AB (karena asal beda)
4. O (karena judging tapi juga easy pardoning/gampang memaafkan)

Yang paling bisa dipercaya:

1. A (karena konsisten dan taat hukum)
2. O (demi menjaga keseimbangan)
3. B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4. AB (mudah ganti frame of reference)

Yang paling disukai untuk jadi teman

1. O (orangnya sportif)
2. A (selalu tepat waktu)
3. AB (kreatif)
4. B (tergantung mood)

Kebalikannya, teman yang paling tidak disukai:

1. B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2. AB (standar ganda)
3. A (terlalu taat dan scrupulous)
4. O (sulit mengalah)

MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN


Yang paling mudah kesasar/tersesat

1. B
2. A
3. O
4. AB

Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:

1. O (jago olah raga)
2. A (matematis)
3. B (tak terpengaruh tekanan dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo,
renang dan gulat Jepang bergolongan darah B)
4. AB (alergi pada setiap jenis olah raga)

Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin:

1. O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
2. A (karena menghargai waktu dan teliti)
3. B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
4. AB (karena kreatif dan suka ambil risiko)

Yang paling gampang menabung:

1. A (suka menghitung bunga bank)
2. O (suka melihat prospek)
3. AB (menabung karena punya proyek)
4. B (baru menabung kalau punya uang banyak)

Yang paling kuat ingatannya:

1. O
2. AB
3. A
4. B

MENYANGKUT KESEHATAN


Yang paling panjang umur:

1. O (tidak gampang stres, antibodinya paling kuat)
2. A (hidup teratur)
3. B (mudah cari kompensasi stres)
4. AB (amburadul)

Yang paling gampang gendut:

1. O (nafsu makan besar, makannya cepat lagi)
2. B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3. A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
4. AB (makan tergantung mood, mudah kena anoressia)

Paling gampang digigit nyamuk:

O (darahnya manis)

Yang paling gampang flu/demam/batuk/pilek:

1. A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2. AB (lemah terhadap kebersihan)
3. O (makan apa saja enak atau tidak enak)
4. B (makan, tidur tidak teratur)

Apa yang dimakan pada acara makan di sebuah pesta:

1.O (ambil protein hewani, pokoknya segala jenis daging)
2.A (ambil yang berimbang, 4 sehat 5 sempurna)
3.B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya seperti sop, soto, bakso, dsb)
4.AB (hobi mencicipi semua masakan, mumpung gratis)

Yang paling cepat botak:

1. O
2. B
3. A
4. AB

Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin:

1. B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2. AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3. A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4. O (baru tidur kalau benar-benar capek dan membutuhkan)

Yang paling cepat tertidur:

1. B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiri pun bisa tertidur)
2. O (kalau lagi capek dan tidak ada kerjaan mudah ngantuk)
3. AB (tergantung kehendak)
4. A (tergantung aturan)

Penyakit yang mudah menyerang:

1.A (stres, gila/linglung)
2.B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
3.O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
4.AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)

Apa yg perlu dianjurkan agar tetap sehat:

1. A (karena terlalu perfeksionis maka santailah sesekali, tidak usah terlalu
tegang dan serius)
2. B (karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-sekali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
3. O (karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai,
jalan-jalan)
4. AB (karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin lega)

Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian):

1. A
2. B
3. O
4. AB
(kaskus.us)

Orang Yang Lahir Ungsur Api


Api
Orang-orang yang lahir pada tahun yang dikendalikan unsur Api akan menunjukkan bakat-bakat kepemimpinan yang tinggi; mereka cepat mengambil keputusan dan percaya pada diri sendiri. Mereka mempunyai kemampuan yang besar, sesuai dengan shio mereka, untuk memotivasi orang lain dan mewujudkan ide-idenya, karena mereka lebih agresif dibanding orang lain yang lahir di bawah shio yang sama. Karena menggemari petualangan dan inovasi, mereka selalu siap melaksanakan ide-ide baru dan akan berusaha mendominasi orang lain dengan kreatifitas, keaslian serta kemampuannya dalam menanggung resiko. Orang-orang api adalah para pelaku, yang memiliki tindakan dan perkataan yang dinamis. Meskipun demikian, mereka harus mampu mengendalikan emosi, karena ambisi dan niat mereka yang menggebu-gebu dapat memperbesar sifat egois mereka hingga mereka bersikap sembrono dan tidak sabaran bila keinginan mereka tidak terwujud. Makin banyak seorang api berusaha mewujudkan keinginannya dengan kekuatan atau kekerasan, makin sering pula ia menghadapi perlawanan dan kesulitan. Mereka memiliki semua ketentuan untuk menjadi pemenang utama, asalkan mereka mau menghargai pandangan dan mendengarkan pendapat orang lain sebelum melakukan suatu tindakan. Mereka seharusnya mengembangkan sifat sebagai pendengar yang baik dan mengendalikan kecenderungan mereka untuk bersikap impulsif. Banyak dari orang-orang api yang juga cenderung untuk terlalu berani dalam mengemukakan pendapatnya. Seperti unsurnya, Api, mereka selalu menarik orang lain menuju kehangatan dan kecerdasan mereka, dan dapat menguntungkan orang-orang yang bekerja sama dengan mereka. Tetapi, orang-orang api juga dapat bersikap sembrono dan menyebabkan kerusakan yang besar bila mereka gagal mengontrol dan mengarahkan energi mereka dengan tepat.

Karakter Shio Naga


Naga
Warga Naga terkenal murah hati, penuh semangat hidup dan perkasa. Bagi Naga, hidup ini laksana panorama yang berwarna-warni dan ia harus selalu ambil bagian. Meskipun egois, nyentrik, fanatik, banyak tingkah, suka menuntut dan terkadang tak dapat ditolerir, ia tak pernah kekurangan pengagum. Sebagai pribadi yang angkuh, aristokratis dan tanpa tedeng aling-aling, Naga biasanya menyusun cita-citanya dalam usia muda dan menuntut standard tinggi serta kesempurnaan dari sesamanya, sama seperti yang disandangnya sendiri. Naga benar-benar merupakan gudang energi sejati. Ketidaksabarannya, hasratnya yang menyala-nyala serta semangatnya yang hampir-hampir menyerupai kesaktian, dapat berkobar bagi lidah api yang sering dilukiskan sedang desemburkan dari mulutnya. Naga senang melaksanakan segala sesuatu dalam skala besar, dan seringkali ia berhasil mencapai tujuan yang diinginkannya. Apapun yang dilakukan Naga, baik atau buruk, tampaknya selalu akan menjadi berita utama. Namun, kecuali ia dapat belajar untuk tidak terjun terlalu dini, Naga bisa juga menguras habis semangat berapi-api yang ada padanya sampai akhirnya tinggal asap saja. Warga Naga juga termasuk mereka yang cepat menjadi fanatik terhadap sesuatu hal. Orang Cina menamakan Naga sebagai pelindung kekayaan dan kekuasaan, dan tentunya juga merupakan lambang kemakmuran. Namun, Naga juga merupakan tanda binatang yang paling mudah terkena 'penyakit' megalomania, alias terlalu mengagungkan diri sendiri. Namun, Naga juga cukup sering mengabdi kepada keluarganya. Apa pun bentuk perbedaan antara dirinya dengan orang tua atau kakak-adik, akan langsung terlupakan begitu mereka memerlukan bantuannya. Naga bisa segera mengesampingkan rasa dendamnya dan langsung menyelamatkan mereka tepat pada waktunya, tanpa mengharapkan imbalan jasa. Akan tetapi, keluarganya juga akan memperoleh kuliah yang panjang dan pedas begitu krisis berakhir. Naga jarang memoles kata-katanya. Dikemukakan pandangannya bagai membacakan Maklumat Kekaisaran. Meski ia bisa membual tentang kebebasan berbicara dan demokrasi, jangan pernah memandang serius, sebab ia sendiri menganggap dirinya di atas hukum dan tak selalu mempraktekkan apa yang dikuliahkannya. Walaupun emosinya sering terlihat meletup-letup, Naga tidak dapat dikatakan sentimental, sensitif atau pun romantis. Segala bentuk cinta-kasih dan puja-puji yang dilontarkan ke hadapannya dianggapnya sudah sewarjarnya: semua itu sudah menjadi haknya. Namun meski ia terkenal keras-kepala, kurang rasional dan tak dapat ditolerir bila sedang jengkel, Naga bisa langsung memaafkan Anda begitu ledakan amarahnya lenyap. Dan karena kita juga harus saling memaafkan, Naga juga mengharapkan pengampunan Anda bagi kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Tak dapat dipungkiri, Naga sendiri kadang-kadang lalai meminta maaf. Namun, ini terjadi bukan karena ia tebal muka atau tak punya perasaan, tapi hanya karena Naga tak punya waktu buat menjelaskan dirinya sendiri atau pun memang tak mau diganggu oleh rasa dendam dan hal-hal yang remeh; ia hanya ingin melanjutkan pekerjaannya. Bagi orang berhio Naga, memiliki maksud tertentu atau misi khusus dalam hidup adalah vital. Tak sehat baginya buat bergoleran saja tanpa berbuat apa-apa. Ia harus selalu punya motif buat diperjuangkan; punya tujuan buat dicapai; punya prinsip buat dipertahankan dan dibela. Jika tidak, bagaimana Anda bisa mengharapkan supaya api di dalam hatinya selalu membara? Orang bershio Naga biasanya super positif. Tak ada yang dapat menahannya lama-lama, bahkan sekalipun ia dihadapkan pada persoalan yang menjemukan, semangat hidupnya selalu lebih cepat membangkit kembali dibandingkan orang lain. Terlebih lagi, Naga itu pribadi yang amat terbuka. Anda dapat membacakanya seperti buku. Sulit baginya berpura-pura memperlihatkan emosi yang saat itu tak dirasakannya. Dan memang hampir tak pernah ia mencoba berbuat demikian. Ia juga tak suka menyimpan rahasia, bahkan tidak jarang ia secara tidak sadar membongkar rahasia yang telah dipercayainya oleh orang lain! Untungnya, perasaan Naga selalu datang dari lubuk hatinya. Bila ia menyatakan mencintai Anda, maka Anda boleh merasa yakin bahwa pernyataannya itu tulus.

Sifat Shio Ular Pada Umumnya



Ular
Filosuf, ahli teologi, kampiun politik dan ahli moneter yang kesohor -- itulah jabatan-jabatan yang cocok bagi Ular, yang memang merupakan pemikir yang paling dalam dan paling misterius dari semua siklus perbintangan Cina. Ia dikaruniai kebijaksanaan lahiriah, dan ia sendiri tidak jarang tampak di mata orang sebagai mistik. Pribadi yang anggun dan lemah-lembut dalam berbicara ini, mencintai buku-buku mermutu, makanan lezat, musik merdu dan teater sekaligus. Pendeknya, Ular cenderung menyukai semua yang halus dan indah dalam kehidupan. Orang di bawah shio ini biasanya mengandalkan penilainnya sendiri dan tak bisa berkomunikasi baik dengan yang lainnya. Ia bisa menjadi sedemikian relijius atau menyenangi hal-hal yang berbau kejiwaan, namun bisa juga memuja paham kehidupan yang mencari kesengan diniawi semata. Jalan manapun yang dipilihnya, ia akan selalu mempercayai perasaannya sendiri daripada nasihat-nasihat dari luar. Seperti Naga, Ular adalah tanda yang sangat berkaitan dengan hukum Karma. Kehidupannya dapat berakhir dengan kemenangan atau tragedi, tergantung pada apa yang diperbuatnya pada masa lampau. Dan walaupun seringkali menyangkal, Ular memang masih percaya pada takhyul di balik penampilannya yang intelek. Orang yang lahir di bawah shio lain bisa saja menunda iurannya bagi kehidupan di akhirat, namun tampaknya Ular justru bertekad buat membayar hutang-piutangnya sebelum meninggalkan dunia ini. Mungkin juga ini merupakan pilihannya, sebab orang yang lahir di bawah shio ini biasanya memiliki pribadi yang intens dan sepertinya mereka selalu terdorong (baik secara sadar maupun tidak) untuk merampungkan masalah lama yang dirasakannya belum selasai. Warga Ular biasanya tak mendapat gangguan dalam masalah keuangan. Ia beruntung mempunyai apa yang diperlukannya. Andaikata dananya rendah, Ular pasti akan mampu memulihkan situasinya. Tetapi bagaimanapun, warga Ular sebiaknya jangan berjudi, sebab pada akhirnya ia malah akan lebih melarat. Seandainya terjadi hal yang membuatnya rugi besar, mungkin kejadiannya hanya akan berlangsung sekali saja, sebab Ular biasanya cepat memahami kesalahannya. Ia dapat memulihkan dan mengejar kekeliruannya dengan kecepatan yang mengagumkan, sebab dalam hal bisnis ia cenderung bijaksana dan lihai. Orang yang lahir di bahwa shio ini sering anggun dalam berbicara, berpakaian dan bertingkah laku, dan mereka jarang menyenangi pembicaraan yang remeh dan tak ada gunanya. Ular bisa saja dermawan, namun juga terkenal kejam kalau sedang berusaha mencapai kepentingannya sendiri. Ia tak ragu-ragu buat melenyapkan siapa saja yang menghalangi jalannya. Dalam menjalin hubungan dengan yang lain, Ular cenderung posesif dan suka menuntut. Namun pada saat yang bersamaan, ia cenderung tidak percaya pada rekan-rekannya. Ia takkan pernah memaafkan siapa saja yang melanggar janjinya. Bahkan, bisa saja syaraf atau daya khayalnya terganggu akan hal yang bukan-bukan apabila ketakutan dan kecurigaannya sedang memuncak. Jika amarahnya terpancing, kebenciaan Ular tak terbayangkan. Cara perlawanannya adalah dengan menutup mulut dan menyimpannya di dalam hati. Citra ketidak-senangannya adalah lewat sikap bermusuhan yang dingin dan bukannya lewat rentetan kata-kata pedas. Tipe yang lebih mematikan bahkan sanggup menghancurkan musuhnya secara total. Tak ada yang dapat meramalkan gerakan Ular. Otaknya bagai mesin hitung dan ia sendiri memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menunggu saat yang baik buat membalas dendam. Warga Ular terkenal sebagai pacar yang romantis dan kekasih yang menghanyutkan; mereka juga sering diberi predikat mata keranjang. Sebenarnya, reputasi yang diperolehnya ini keliru, disebabkan oleh sensualitas mereka yang selalu menonjol dalam hal apa saja yang dilakukannya. Pria atau wanita Ular memperlihatkan semangat yang sama dalam mengejar transaksi bisnis yang didambakan, sama seperti kalau sedang berusaha meraih simpati seorang kekasih baru.

Nur muh